my hit blog

Rabu, 28 Oktober 2009

Asteroid Apophis tidak jadi menabrak bumi

ilustrasi: Asteroid Apophis yang diprediksikan akan menabrak bumi pada tahun 2036. (SuaraMedia News)

ilustrasi: Asteroid Apophis yang diprediksikan akan menabrak bumi pada tahun 2036. (SuaraMedia News)

WASHINGTON (SuaraMedia News) - Ada satu kabar baik dan kabar buruk bagi Bumi kita. Tumbukan antara asteroid Apophis dan Bumi yang diperkirakan terjadi pada 2036 rupanya bakal tidak terjadi. Namun, dampak baru dari asteroid yang sama mengintai Bumi pada 2068 mendatang.

Peneliti asteroid dari University of Hawaii Dr David Tholen telah memprediksi, kemungkinan terjadinya tabrakan antara asteroid Apophis dengan Bumi pada 2036 telah menurun dari sebelumnya 1:45.000 menjadi 1:250.000. Namun kabar buruknya, Apophis memiliki potensi baru mengancam Bumi pada 2068.

Perkiraan terbaru yang diperoleh berdasarkan hasil obervasi ekstensif dan menyeluruh yang dilakukan Tholen dan timnya di Observatorium Mauna Kea.

Anggota tim peneliti lainnya, Dr Steve Chesley dari Jet Propulsion Laboratory di California menetapkan posisi Apophis berasal dari observasi itu.

"Solusi orbit baru kita menunjukkan bahwa Apophis akan menjauh dari permukaan Bumi pada 2036 sejauh 20.270 mil," kata Tholen seperti dikutip dari Times of India, Kamis (8/10/2009).

Apophis ditemukan pada 2004 oleh Tholen dan rekan-rekannya dari University of Arizona. Asteroid itu menjadi sering dibicarakan sejak ilmuwan menyebutkan bahwa kemungkinan asteroid tersebut bisa menyebabkan tumbukan dahsyat dengan Bumi.

Sementara itu, Ledakan yang terjadi di wilayah di Bone Sulawesi Selatan menimbulkan spekulasi bahwa ledakan tersebut merupakan meteor yang jatuh ke Bumi.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Adi Sadewo Salatun menyebutkan hingga saat ini masih belum dipastikan bahwa ledakan tersebut merupakan meteor.
Menurutnya, jika dilihat dari hasil monitor NORAD (North American Aerospace Defense Command), tidak ada benda angkasa yang jatuh ke Bumi. NORAD merupakan monitor radar milik AS yang memungkinkan publik dunia mengetahui jika ada benda langit yang jatuh ke Bumi. NORAD mendeteksi semua benda-benda luar angkasa baik yang artifisial maupun buatan yang masuk atau keluar Bumi.

"Sejauh pengamatan dari NORAD, dalam daftar tidak ada benda yang terdeteksi jatuh ke wilayah Indonesia," kata Adi ketika dihubungi okezone, Kamis (8/10/2009).

Diakui oleh Adi bahwa jatuhnya meteor sulit diprediksi. Hambatan untuk memprediksi meteor jatuh dikarenakan atmosfer atas yang berubah-ubah.

Senada dengan yang diutarakan Adi, Kepala Observatorium Boscha Taufik Hidayat juga masih belum bisa memastikan jika ledakan itu merupakan jatuhan meteor.

Taufik menyebutkan, ciri-ciri meteor jatuh memang umumnya ditandai dengan jatuhnya sebuah bola api dari langit, bunyi ledakan yang keras, serta asap yang mengepul seperti pesawat terbang terbakar.

"Jika benar ledakan di Bone Sulawesi berasal dari meteor, diperkirakan ledakan itu berasal dari meteor tunggal yang cukup besar. Ketika menghantam atmosfer bumi, meteor tersebut terbakar dan pecah sehingga mengeluarkan bunyi ledakan yang cukup keras," kata Taufik.(okz) www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar